24 Agustus, 2009

PERCAKAPAN KEDUA

(SANKHYA - YOGA)

SENJAYA :
1. Sri Krishna memandang dengan penuh belas kasihan pada Arjuna yang berlinang-linang air mata dan hatinya bimbang (ragu-ragu) dalam mengangkat senjata melawan Kurawa, sanak keluarganya sendiri, lalu berujar :
2. Dalam saat segenting ini dari mana datangnya kelesuan yang rendah dan tidak sesuai martabat seorang Aria (bangsawan) serta bersifat menjauhkan pahala surga, Arjuna !
3. O, putera dari Pritha (Arjuna sering juga digelari putera Pritha yang menjadi alias Dewi Kunti, ibunda Arjuna) janganlah engkau menuruti kelemahan hatimu. Itulah tak selayaknya. Enyahkanlah segala keluh kesahmu dan bangkitlah, hai kesatria yang gagah berani !.
ARJUNA :
4. O, Sri Krishna, bagaimanakah di dalam pertempuran ini aku dapat memanah Bhisma dan Pendita Druna yang kedua-duanya kunjunjung tinggi sekali ?.
5. Sungguh lebih baik aku tidak membunuh para guruku sendiri dan menuntut penghidupan di alam dunia ini dengan makan nasi dan meminta-minta. Walaupun mereka mengejar milik-milik kami, tetap aku tak ingin menikmati kebahagiaan yang dilekati darah mereka.
6. Benar entah jalan apa yang aku harus tempuh; apa kita membunuh mereka atau mereka membunuh kita, karena mereka kini berhadapan dengan kita sebagai musuh.
7. Karena hatiku sekarang diliputi dengan rasa kasihan dan batinku kabur untuk menunaikan dharmaku, maka aku meminta nasihatmu apakah yang ku-harus lakukan ? Berikanlah aku kepastian, Aku murudmu memohon kepadamu, Sri Krishna?




(Sumber : Bhagawad Gita - disadur dan ditafsirkan oleh ROMO, diterbitkan oleh Toko Buku HO KIM YOE, Semarang, Maret 1957, hal 49 - 66).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar